Selasa, 16 November 2010

Awas! Jatah Minyak Dunia Habis 100 Tahun Lagi

Washington - Dunia akan kehabisan bahan bakar dalam 100 tahun lagi, sebelum sumber-sumber energi baru pengganti tersedia. 'Mimpi buruk' itu akan menjadi kenyataan jika penggunaan minyak dan perkembangan bahan bakar baru hanya seperti sekarang ini.

Demikian hasil penelitian dari para peneliti dari University of California, Davis (UC-Davis) yang dipublikasikan oleh Environmental Science and Technology seperti dikutip dari AFP, Selasa (16/11/2010).

Para peneliti menggunakan harga saham terkini dari perusahaan-perusahaan minyak dan perusahaan bakan bakar alternatif untuk memrediksi kapan bahan bakar pengganti akan siap untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan ketika cadangan minyak habis. Dan studi itu menunjukkan tidak ada cadangan yang cukup.

Menurut studi itu, jika cadangan minyak dunia sesuai estimasi tahun 2008 mencapai 1,332 triliun barel dan konsumsi bertahan pada 85,22 juta barel per hari dan tumbuh 1,3% per tahun, maka minyak akan habis pada 2041.

Namun dengan memasukkan harga saham terkini ke dalam persamaan yang kompleks, Profesor tekni UC-Davis, Debbie Niemeier dan peneliti Nataliya Malyshkina menghitung bahan bakar alternatif yang tersedia tidak akan cukup hingga pertengahan abad selanjutnya.

Para peneliti menganalisa, harga saham 25 perusahaan minyak yang terdaftar di bursa AS, Eropa dan Australia dan 44 perusahaan energi alternatif yang memroduksi bahan bakar seperti ethanol atau biodiesel dll. Mereka menemukan bahwa kapitalisasi pasar atau total nilai keseluruhan saham dari perusahaan minyak tradisional sangat jauh meninggalkan perusahaan energi alternatif itu.

Hal tersebut mengindikasikan kepada mereka bahwa investor meyakini minyak akan tetap bagus dalam jangka pendek dan mengambil pangsa pasar yang lebih besar di pasar energi ketimbang energi alternatif.

"Untuk menetapkan waktu hingga fraksi minyak yang bisa dipertimbangkan bisa digantikan oleh bahan bakar alternatif, kami menggunakan perhitungan harga yang lebih maju sehingga perbedaan antara kapitalisasi pasar antara perusahaan minyak tradisional dan perusahaan energi alternatif bisa masuk akal," ujar Malyshkina seperti

Perhitungan mereka menunjukkan bahwa tidak akan ada pengganti bahan bakar berbasis minyak yang cukup banyak tersedia hingga tahun 2140. Jika menggunakan perhitungan optimistis minyak baru akan habis pada 2054, maka akan ada selisih sekitar 90 tahun, dimana akan sulit untuk mencari bahan bakar guna menjalankan kendaraan. Menurut Malyshkina, sekitar dua pertiga minyak mentah yang diproduksi menjadi bensin dan diesel digunakan untuk menjalankan kendaraan.

Perhitungan peneliti didasarkan pada teori bahwa investor jangka panjang merupakan para pemrediksi yang baik ketika teknologi baru menjadi hal yang biasar.

"Investor yang sangat berpengalaman cenderung untuk meletakkan pertimbangan usaha ke dalam pengumpulan, pemrosesan dan pemahaman informasi yang relevan pada aliran dana masa depan yang dibayar oleh sekuritas. Hasilnya, proyeksi pasar dari kejadian masa depan mewakili konsensis prediksi pada sejumlah besar investor, cenderung relatif akurat," jelas Malyshkina.

Namun demikian, studi itu kemungkinan bisa saja tidak terjadi mengingat kemungkinan konsumsi minyak akan turun seiring banyaknya program-program penghematan energi dan cadangan minyak baru akan meningkat karena membaiknya teknik ekstraksi. Demikian pula adanya bahan bakar alternatif dari lembaga-lembaga pemerintah yang cukup banyak dan tidak masuk dalam pasar saham.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar